← Back to portfolio

Mengapa Konten Negatif Semakin Dianggap Sebagai Hal Yang Lumrah?

image by unplash.com


Kemajuan teknologi membuat arus informasi berputar semakin cepat dan seolah tak terkendali. Hal ini bagai dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang dan tidak bisa dipisahkan. Persebaran informasi yang positif tentu akan memberikan banyak manfaat, namun persebaran informasi negatif juga akan memberikan dampak yang kurang menyenangkan. Akhir-akhir ini persebaran konten negatif sangat masif dan seolah tidak ada yang bisa membendungnya. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya pengguna internet atau sosial media namun tidak dibarengi dengan meningkatnya kesadaran mereka akan dampak buruk persebaran konten negatif.

Salah satu dampak dari konten negatif ini yaitu terciptanya sebuah pertikaian antara satu pihak dengan pihak yang lain atau kelompok dengan kelompok yang lain. Pertikaian akan membuat iklim dalam bersosial media tidak lagi nyaman. Beberapa orang bahkan memutuskan berhenti menggunakan sosial media beberapa saat, karena masifnya konten negatif di sosial media. Beberapa orang lagi, yang tidak bisa dewasa menyikapi hal ini tentu akan terpancing emosinya dan secara tidak sadar akan terjebak dalam pertikaian di sosial media. Memang benar jika pertikaian ini terjadi di dunia digital, namun tidak menutup kemungkinan jika hal ini akan menyebabkan tekanan batin tersendiri bagi pihak-pihak yang berselisih di dunia nyata.

Namun, disamping hal yang telah disebutkan di atas ternyata ada pihak yang malah menggunakan konten negatif di internet sebagai ladang konten. Pihak tersebut merupakan sebuah akun Twitter yang memang setiap cuitannya berisi tentang konten pertikaian di internet. Akun ini semakin lama semakin viral hingga sekarang telah memiliki 200 ribu lebih pengikut. Dalam setiap cuitannya, akun ini kadang memberikan sentuhan humor pada konten negatif yang disebarkannya. Hal ini membuat para pengikut akun ini terhibur dengan cuitan-cuitan akun tersebut. Dampak buruknya, pengikut akun tersebut akan selalu kehausan akan konten negatif dengan maksud untuk bahan tertawaan mereka. Hal ini membuat banyak orang khususnya pengguna Twitter semakin menganggap lumrah peredaran konten negatif ini.

Apabila hal ini terus terjadi, iklim bersosial media khususnya Twitter tidak akan nyaman. Karena mungkin, jika mayoritas pengguna Twitter menganggap lumrah konten sejenis ini sosial media ini akan dipenuhi konten negatif dan tentunya akan mempengaruhi real life dari setiap pengguna Twitter. Karena pasti, sebuah konten negatif tidak akan dipenuhi dengan kata-kata santun dan sopan namun dipenuhi dengan kata-kata kasar, makian, cacian dan bahkan dengan hal-hal yang tidak benar. Untuk mencegah hal yang semakin buruk terjadi, maka sudah pasti kita sebagai pengguna yang beretika harus berhenti menyebarkan atau memberikan perhatian pada konten-konten seperti ini. Dengan tidak memberikan perhatian seperti Like atau Retweet. Sebisa mungkin kita harus menghindari konten-konten seperti ini dan tidak terpancing emosi atau jika perlu, kita bisa melaporkan Report akun yang menyebarkan konten demikian.